Follow Us @soratemplates

Kamis, 18 Januari 2018

Cerita pendek


UCAP PERILAKU


Cahaya sinar matahari mulai menyapa wajahku, ditambah dengan dengan benda bulat bersuara nyaring, tidak membuatku enggan untuk membuka mata.


”Bimo ayo bangun ini sudah jam berapa nak? cepat bangun nanti kamu bisa terlambat sekolah!.” Ucap ibu sambil mematikan suara jam weker. Kesal dengan ku yang tidak mau membuka mata, ibu pun kembali berkata.

”Bimo ibu hitung sampai tiga, kalau kamu tidak mau bangun juga ibu potong uang jajan mu!." Ucap ibu dengan nada ancaman

            Mendengar kata uang jajan dipotong, aku pun segera bangkit dari tidur,menghiraukan ibu yang menggeleng gelengkan kepala sambil mentapku melenggang pergi menuju kamar mandi.

            Berulang kali ku lirik jam tangan, aku sudah telat masuk sekolah lima belas menit yang lalu. Hiruk pikuk suasana ibu kota sudah biasa bagiku, apalagi soal kemacetan.

            Mungkin ini hari tersialku rasa kesal serta emosi yang memuncak, gerbang sekolah yang menjulang tinggi tidak mungkin bisa kulompati, kulihat Pak Agus selaku satpam sekolah berjalan menghampiriku dengan segelas kopi ditangan nya.

"Bimo kamu telat lagi? Ckck anak ni." ucap Pak Agus

"Pak buruan bukain gerbangnya, gua mau masuk pegel nih ah." Ucapku memohon dengan suara yang menahan emosi.

"Ya itu udah jadi hukuman kamu, suruh siapa kamu telat Bimo Bimo." Jawab Pak Agus sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Kedua tangan kukepalkan dengan sekuat tenaga ingin sekali ku dobrak gerbang ini, tapi apalah dayaku yang hanya bermodalkan uang jajan dari orang tua. Mana mungkin aku bisa mengganti kerusakan gerbang sekolah.

30 menit telah berlalu. Menunggu pergantian jam pelajaran yang masih 90 menit lagi.

"Argh lama sekali" gerutuku

            Kulihat dari kejauhan adik kelas menghampiri arah gerbang. Ku lambaikan tangan menyuruh ia kemari mendekatiku.

"Heh sini lo cepet!" Perintahku dengan sedikit berbisik takut ketahuan pak satpam yang sedang asik bermimpi dipagi hari.

Ia pun menghampiriku.

"iya kak ada apa?" tanyanya padaku.

"cepet bukain gerbangnya, gue mau masuk lu ambil sana kuncinya."

"aku gak mau kak itu kan emang salah kakak kenapa terlambat sekolah."

"lu berani ngebantah yah, lu gak tau siapa gua hah? Liat aja nanti." Jawabku sengit.

"maaf kak, saya permisi." Pamit ia sambil melenggang pergi.

"Heh lo liat aja nanti, lo bakal abis ditangan gua."

Kring……. Kring…… kring……
            Bel berdenting keras pertanda pulang sekolah, aku bergegas keluar kelas dengan tas serta baju yang tidak serapih pakaian anak sekolah. Niat ku untuk menghajar adik kelas yang entah siapa namanya akan ku selesaikan hari ini, karna telah berani melawanku.

            Kutelusuri seluruh kelas, pandangan semua murid tertuju padaku yang melewati mereka. Ku lihat incaranku sedang berjalan beriringan dengan temannya. Kutarik kerah baju nya dan membawanya kehalaman belakang sekolah yang sepi. Dengan sekali pukulan ku tonjok pipi nya. Terlihat jelas muka merah menahan kesal. Tidak Cuma itu aku pun mengsungkurkan nya hingga terjatuh ditanah. Ia pun tak tinggal diam, ia mendorongku hingga terlentang di tanah, dan menggigit tangan kanan ku, hingga sebuah peluit terdengar menggema di indra pendengaran.

Prittt prittt
            Suara peluit pak satpam menghentikan pertengkaran kami. Pak satpam menarik tubuhku untuk bangun kemudian membantu bocah yang kuhajar tadi.

"kalian ini bukannya pulang malah berkelahi disini, kamu bimo kamu selalu saja membuat ulah, sekarang ulah apalagi yang kamu buat?"

"gua ga bikin ulah pak, bocah ini yang salah." Tunjukku padanya.

"sekarang ikut bapak kalian jelasin di ruang Bk."

            Suara jarum jam sangat jelas terdengar, ruangan 4x5 yang hanya ada kami ber3 yaitu aku, valdo bocah yang ku hajar tadi dan bu endang selaku guru BK yang dari tadi hanya menatap kami intens.

"Nah sekarang coba jelaskan mengapa kalian bisa berkelahi!" Tanya bu ending

"Dia duluan buk yang memukul dan menyeret saya ke lapang belakang sekolah." jawab Valdo

"lu ngomong apa tadi? Berani lo sama gua hah? Bocah idiot lo." jawabku dengan tak terima.

"benar bu saya tidak bohong, awal mulanya dia terlambat sekolah dan menyuruh saya untuk membukakan gerbang."

"lah a***** lu ngomong apa? Jelas jelas lu yang salah."

"bimo jaga ucapan mu yah ini sekolah bukan kebun binatang, kamu itu seorang pelajar tidak seharusnya kamu berkata seperti itu, dan ibu percaya sama valdo kalau emang kamu yang salah. Dari segi ucapan mu sudah membuktikan kalau kamu memang salah ingat bimo bahwa ucapan seseorang mencerminkan bagaimana sifat dan wataknya, besok suruh orang tua mu datang kesekolah, dan minta maaf lah pada valdo!"

                 aku pun mentap tak percaya perkataan Bu Endang. setelah hari kejadian itu Ayah dan Ibu tak henti-hentinya memarahi ku. Mulai saat itu aku mulai merubah sikap,dengan rajin belajar, bangun tepat waktu dan mencoba meredamkan emosi. 
Ucapan bu ending waktu itu masih terngiang ngiang di pikiranku.

" ingat bimo bahwa ucapan seseorang mencerminkan bagaimana sifat dan wataknya."
Aku pun mulai merubah setiap perkataan kasar ku dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 


Mohon maaf apabila ada penetapan tanda baca atau kata kata yang salah untuk kritik dan saran komen dibawah teman teman
Terimakasih         





2 komentar: