Sisi gelap media sosial yang bikin
kita punya hidup sempurna! | foto: favim.com
Zaman sekarang, bagi kebanyakan
orang penampilan adalah yang nomor satu. Orang-orang merasa perlu untuk
membuktikan kepada dunia bahwa mereka sedang berbahagia dan menikmati kehidupan
mereka. Berpuluh-puluh foto saat kita sedang keluar untuk berpesta bahkan jauh
lebih penting daripada acara itu sendiri. Baru belanja, rasanya tidak lengkap
kalau enggak memposting hasil belanjaan kita ke Instagram. Jangan memposting
secara teratur, tiada detik terlewatkan untuk meng-update kegiatan kita lewat
Snapchat.
Kehidupan yang Kelihatannya
Sempurna
Ke mana pun kita pergi, pasti
tidak ada orang yang berhenti sibuk dengan ponsel masing-masing, sekalipun ada
orang lain di sekelilingnya. Kalau enggak selfie, berkenalan dengan orang asing
lewat Internet dan menghiraukan yang benar-benar nyata. Bahkan terkadang,
ketemu langsung pun tidak pernah. Semua percakapan hanya terjadi lewat internet
tanpa bertatap muka langsung.
Bicara soal dunia online, semua
orang di internet hanya menjual mimpi. Tidak bisa dibayangkan meng-upload foto
yang tidak sempurna, semua foto diambil dengan segala macam perhitungan;
pencahayaan, dan filter yang dipilih harus bagus.
Pacaran Sempurna = Sering Upload
di Medsos?
Buat yang punya pacar, hubungan
mereka jadi enggak sempurna tanpa harus diperlihatkan di media sosial. Kalau
seseorang memberi kita kado, ada kewajiban bagi kita untuk memposting ke media
sosial sebagai bentuk terimakasih. Akhirnya buat yang jomblo, mereka memilih
untuk mendiamkan feed medsos karena ketidakmampuan mereka untuk mendapat pacar.
Coba cermati, seseorang yang
sering meng-upload foto berdua atau memperlihatkan kegiatannya bersama pacar
akan memilih untuk menyembunyikan masa-masa buruk dalam pacarannya. Padahal
belum tentu, di balik kebahagiaan yang diperlihatkan, ternyata banyak
berantemnya.
Akhirnya, hubungan yang bahagia
dan sukses itu hanya diukur dari berapa banyaknya foto yang diposting dengan
pacar. Sementara yang enggak pernah mem-posting jadi dicap hubungannya enggak
bahagia.
Medsos Itu Penting, Kehidupan
Nyata Lebih Penting
Bukan cuma soal pacaran saja,
bahkan saat kita sedang bertemu dengan teman-teman. Kadang timbul pertanyaan,
mereka yang sengaja pengin ketemuan dengan sahabatnya, apakah memang
benar-benar saling kangen, atau malah cuma pengin nge-post aja di media sosial
karena ada rasa harus membuktikan kalau mereka having a good time?
Akhirnya, hidup kita jadi seperti
kontes popularitas; berapa banyak followers di Twitter atau Instagram, berapa
banyak likes dan komen yang kita miliki dari foto yang kita post. Ada juga yang
sengaja menghapus foto di Instagram karena enggak mendapat banyak likes yang
cukup bagus untuk ukurannya.
Jangan jadikan media sosial
membodohi pemikiran kita. Ada juga kok, mereka yang enggak dapat banyak likes
di Instagram, tapi tetap punya banyak teman atau keluarga yang selalu mencintai
mereka. Sebaliknya, ada juga yang punya banyak likes, tapi sebenarnya hidupnya
kesepian.
Di balik itu semua, ada mereka
yang sedang berpacaran dan jarang memperlihatkan foto mereka berdua, tapi tetap
punya hubungan yang bahagia. Ada banyak orang yang tidak perlu untuk pamer di
media sosial, tapi bisa menikmati hidupnya dengan baik.
Jadi, jangan gampang percaya
dengan apa yang kita lihat di dunia online, girls. Karena kadang yang kita
lihat hanya sebatas ‘penampilan’ luarnya saja.
Nah, itu dia 3 alasan medsos membuat kita
terobsesi dengan hidup yang sempurna, oke temen temen segitu aja yang bisa aku
sampaikan. Jangan lupa untuk baca terus Blog ku, Mohon maaf apabila ada
penyajian dan kata kata yang kurang berkenan. terimaksih sampai ketemu lagi.
sumber :
https://today.line.me/id/pc/article/3+Alasan+Medsos+Membuat+Kita+Terobsesi+dengan+Hidup+yang+Sempurna-KoWLeG
jangan lupa visit yang aku
BalasHapus