sumber foto: shutterstock
Apa yang terlintas di pikiran kita ketika ngedenger kata korupsi? Tentu
hal-hal yang berhubungan dengan kejahatan, merampas hak milik orang lain, sama
ketidakadilan. Pelakunya, koruptor, identik sama kata ‘tikus’ sejak lagu Tikus-Tikus
Kantor dipopulerin sama Iwan Fals. Alesannya, tikus adalah hewan kotor
dan perusak, sekaligus jadi hama buat para petani. Belum lagi, belakangan ini
publik sempet dibikin heboh sama kasus korupsi KTP elektronik yang dampaknya
bisa kita rasain langsung.
Sadar nggak sih,
wujud korupsi ternyata nggak harus hal-hal sebesar penggelapan uang. Pelakunya
pun nggak harus pejabat negara yang punya dampak besar ke masyarakat. Tanpa
kita sadarin, jangan-jangan kita juga pernah jadi koruptor di keseharian
kita. MY Blog! memetakan korupsi-korupsi kecil apa aja yang
pernah kita lakuin biar kita nggak mengulang kesalahan yang sama di masa depan.
Simak, yuk!
NYONTEK PAS ULANGAN
sumber gif: giphy
Bentuk korupsi kecil
yang sering kita denger di kampanye-kampanye cegah korupsi adalah mencontek.
Kedengerannya sepele, karena pada beberapa kasus, mencontek justru dianggap
sebagai hal lumrah dengan mengatasnamakan solidaritas. Tapi, di balik perilaku
mencontek, ada waktu, pikiran, skill, dan tenaga orang lain
yang kita korupsi. Nantinya, nilai yang kita dapetin punya value yang
sama dengan memakai uang rakyat hasil dikorupsi buat memuhi kebutuhan pribadi.
MENGUTIP TANPA
MENCANTUMKAN SUMBER
sumber gif: giphy
Dalam kaidah bahasa
Indonesia, pengutipan punya metodenya dan tekniknya tersendiri. Kita wajib
mempelajari ini saat mengutip karya orang lain buat kepentingan kita sendiri.
Sebagai contoh, kita butuh pernyataan orang lain, cuplikan teori, atau potongan
adegan dalam suatu karya fiksi buat dicantumin di tugas makalah kita. Kalo kita
nggak nyantumin sumber utamanya, kita sama aja kayak plagiator yang mengakui
suatu karya sebagai karya kita. Bukankah itu artinya kita udah mengorupsi buah
pemikiran orang lain?
TELAT DATANG PAS
JANJIAN
sumber gif: giphy
Jangan remehin
pepatah ‘waktu adalah uang’, terutama kalo janjian sama temen di suatu tempat.
Apalagi kalo janjiannya dibuat dengan tujuan ngobrolin project kelompok
yang lagi digarap. Ketika kita datang telat, kita udah mengorupsi waktu yang
dibuang orang lain buat nungguin kita. Bayangin, orang itu bisa aja
menghasilkan sesuatu yang produktif selama masa tunggu. Hal produktif yang dia
lakuin itu bisa jadi merupakan sesuatu yang menghasilkan uang, iya nggak?
MINJEM UANG TAPI
NGGAK DIBALIKIN
sumber gif: giphy
Kalo minjem uang
dalam jumlah besar, mungkin kita nggak mungkin nggak mengembalikan uang
tersebut ke temen kita. Tapi, kalo kita minjemnya dalam jumlah kecil, kita
pasti bakal nganggep itu sebagai hal yang lumrah dan biasa. Misalnya, kita
terpaksa minjem uang pecahan seribuan ketika di dompet kita cuma ada uang dalam
pecahan besar. Karena cuma seribu, temen kita pun ngerasa nggak enak nagih
utang kita. Tapi, coba deh inget-inget seberapa sering kita minjem uang recehan
ke temen-temen kita. Kalo semua jumlahnya dikumpulin, mungkin cukup buat beli
mie bakso satu porsi.
MINJEM BARANG TAPI
NGGAK DIBALIKIN
Suatu hari, kita
kepaksa minjem barang ke temen, entah itu buku, pulpen, gunting, flashdisk atau
baju. Tapi, karena satu dan lain hal, kita kepaksa harus nunda ngembaliin
barang yang kita pinjem tersebut. Saking lamanya nunda, kita sampe lupa
mengembalikan barang itu ke temen kita. Ditambah lagi temen kita pun nggak
kunjung nagih barang tersebut ke kita, entah karena merasa gengsi atau nggak
enak. Lama kelamaan, barang tersebut seolah-olah jadi hak milik kita. Padahal,
kita nggak pernah tau cerita di balik kepemilikan barang tersebut. Bisa jadi
temen kita udah nabung susah payah buat mendapatkan barang tersebut, atau
barang tersebut nyimpen kenangan tersendiri buat dia. Kalo kita nggak
mengembalikan , bukankah itu artinya kita udah korupsi dari dia?
MENGANTONGI UANG
LEBIH DARI ORANG TUA
sumber gif: giphy
Pas kita keluar
rumah, kita dititipin suatu barang sama orang tua. Setelah barang tersebut kita
beli, ternyata masih ada sisa dari uang yang dititpin orang tua. Karena
jumlahnya nggak banyak, kadang tangan kita suka gatel buat make atau nyimpen
uang tersebut. Ya, itung-itung jadi upah kita, deh. Sebenernya tindakan ini
nggak salah selama kita bilang jujur ke orang tua kalo uang sisanya kita pake.
Tapi, kalo kita nggak bilang bukannya tindakan ini jadi sama kayak
‘memanipulasi’ harga barang titipan tersebut?
BIKIN PROJECT TAPI
NGGAK DISELESAIIN
sumber gif: giphy
Ini adalah penyakit
yang biasanya dialamin anak-anak muda kreatif zaman sekarang. Punya ide bagus
buat menjalankan suatu project, udah merekrut banyak temen buat
jadi partner, perencanaan udah mateng, eksekusi udah lebih dari
50%, tapi pada akhirnya project tersebut malah nggak
selesai. Project yang dimaksud di sini bisa project sosial, project berkarya,
atau bahkan project usaha. ‘Selesai’nya si project ini
pun nggak terjadi atas kesepakatan bersama, melainkan alesan-alesan yang
sebenernya nggak bisa ditolerir: anggota kelompok yang nggak solid atau jadwal
yang susah disamain. Kalo diakumulasiin, kira-kira udah berapa banyak tenaga,
pikiran, dan uang yang terbuang percuma kalo kita nyerah sama group
project semacam ini?
sumber:
http://www.gogirl.id/news/life/korupsi-korupsi-kecil-yang-seringkali-nggak-kita-sadarin-x68143.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar